Ngariung Rineh Jeung Bapak Gubernur Keur Pikaharepeun Jawa Barat

KAB. BANDUNG, WJ GROUP _ Gubernur Jawa Barat (Jabar) Ridwan Kamil menggelar pertemuan dengan para tokoh, budayawan dan inohong Jabar serta Ketua Ormas/LSM dalam diskusi bertajuk ‘Ngariung Rineh Jeung Bapak Gubernur Keur Pikaharepeun Jawa Barat’, di Skyline Cafe Resto, Dago Pakar, Kabupaten Bandung, Minggu (19/1/20) malam.

Dipandu Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Provinsi Jabar, diskusi tersebut membahas masukan, aspirasi, gagasan, dan solusi dari para tokoh seperti Popong Otje Djunjdunan, Tjetje Padmadinata, Uu Rukmana, hingga Didi Turmudzi tentang pembangunan Jabar terutama demi mewujudkan visi Juara Lahir Batin. 

“Ini adalah sebuah inisiatif baru, akan kita mulai di 2020 yaitu memperbanyak interaksi dimensi pembangunan Jabar,” kata Emil, sapaan Ridwan Kamil, yang mendengar langsung berbagai masukan dari para tokoh tersebut.

Emil pun berujar, tanggung jawabnya sebagai Gubernur Jabar adalah menyelesaikan permasalahan kurang lebih 50 juta jiwa penduduk alias hampir 20 persen permasalahan populasi di Indonesia.

Maka, dirinya harus menjamin agar seluruh penduduk Jabar tersebut memiliki akses pendidikannya, kesehatan, lapangan kerja, serta terjaga kondusivitasnya.

“Per tahun ini penduduk (Jabar) hampir 50 juta jiwa atau dua kali lipat penduduk Australia, hampir sama dengan penduduk Korea Selatan dan Spanyol, jadi tiap hari saya sebagai gubernur harus memastikan 50 juta penduduk ini akur, damai, punya akses pendidikan yang baik,” kata Emil.

Selain itu, Emil mengatakan bahwa Jabar saat ini disukai oleh berbagai negara di dunia dari sisi ekonomi. Menurutnya, investasi yang begitu besar bila dikombinasikan dengan keindahan alam akan menghasilkan dua keunggulan yang bisa dimanfaatkan yakni industri manufaktur dan pariwisata.

Meski begitu, Emil menegaskan bahwa dibutuhkan kolaborasi dan sinergitas dari semua pihak melalui konsep Pentahelix ABCGM (akademisi, bisnis, komunitas, pemerintah, media) untuk mengatasi kompleksitas masalah. “Syaratnya (atasi masalah) satu yaitu kompak,” ucapnya.

Emil pun merasa Jabar perlu mengambil sikap dalam menyongsong 2045 di mana Indonesia diprediksi menjadi negara adidaya urutan keempat dunia. Syaratnya adalah pertumbuhan ekonomi tidak di bawah angka 5 persen, kondusivitas politik, dan generasi muda kompetitif.

“Mari kita berpikir sama-sama, hilangkan ego-ego sektoralnya, saya yakin orang-orang hebat ini bersama kami (Pemda Provinsi) mampu menjadikan Jabar seperti yang dicita-citakan, juga sebagai pembawa perubahan luar biasa untuk Indonesia di tahun 2045,” tutur Emil.

Adapun Emil mengatakan bahwa pertemuan sebagai forum introspeksi ini ke depan akan dijadikan sebagai forum strategi dan digelar secara rutin.

“Ini jadi forum instrospeksi dan akan dilanjutkan menjadi forum strategi secara rutin. Harapannya ada rencana aksi untuk cita-cita bersama yaitu Jawa Barat Juara Lahir Batin,” ujar Emil.

Mantan anggota DPD RI dan DPRD Jabar, Uu Rukmana sementara itu mengapresiasi inisiatif Ridwan Kamil yang mempertemukan para tokoh dalam upaya memajukan Jawa Barat. Dia pun setuju, kekompakan menjadi kunci Jabar menjadi provinsi terdepan di Indonesia.

“Saya apresiasi pertemuan seperti ini sangat bagus dan harus rutin karena Jabar bisa maju kalau kita semua kompak,” kata Uu Rukmana.

Sementara menurut Popong Otje Djundjunan, yang kendala tersulit dalam pembangunan Jabar adalah menyamakan persepsi. Bila Jabar ingin maju, Popong menegaskan, persamaan harus diperbesar dan perbedaan harus dijauhkan.

“Yang paling sulit adalah menyamakan persepsi, kalau persepsi sudah sama maka sikap juga akan sama, kalau sikap sudah sama maka langkah kita akan sama,” ucap Popong. (*FJR/JE)

Mungkin Anda juga menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *