Hasil Survey Indikator Politik Di Partai Golkar Ke II, Dikdik S Nugrahawan Tertinggi

KOTA CIMAHI, WJ GROUP _ Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Golongan Karya (Golkar) Kota Cimahi, telah menyampaikan hasil survey Indikator Politik Calon Wali Kota Cimahi dari Partai Golkar pada Pilkada serentak Tahun 2024 dalam Press Release Hasil Survei Indikator Politik Calon Wali Kota Cimahi dari Partai Golkar Pada Pilkada Serentak Tahun 2024 bertempat di CAFE CENGHAR KOPI, Jalan Pesantren Kota Cimahi, Senin (29/7/2024) sore.

Seperti yang disampaikan oleh Wakil Ketua I DPD Golkar Kota Cimahi, Budhi Setiawan bahwa ada 14 lembaga yang di rekomendasikan oleh DPP Partai Golkar yang telah menyampaikan hasil survey yang kedua, dari survey lembaga survey yang dipercaya KPU, indikator Politik bahwa Dikdik S Nugrahawan tertinggi suaranya dari balon Walikota partai Golkar Ngatiyana.

Jadi Golkar itu ada tiga tahap dalam penjaringan bakal calon Walikota Cimahi tahap pertama bulan Mei 2024, dan tahap kedua bulan Juni 2024, dan yang terakhir nanti pada bulan Agustus 2024, ungkap Budhi Setiawan.

Selanjutnya menurut Budhi bahwa lembaga survey sebanyak 14 lembaga yang direkomendasikan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) Pusat, kepada partai-partai yang mengusung calon Walikota.

Budhi juga menjelaskan bahwa yang masuk calon Walikota Cimahi ke Partai Golkar Cimahi ada dua nama yaitu Dikdik S Nugrahawan dan Ngatiyana.

Sebagaimana mekanismenya berdasarkan instruksi dari sebelum pileg kita ada surat tugas untuk Balon kepala daerah Kota Cimahi dan nama dari DPD Golkar Kota Cimahi.

Tapi dikarenakan Partai Golkar punya mekanisme bahwa setelah rekomendasi itu dari tingkat Kota dan Kabupaten yang masuk ketingkat Provinsi Jawa Barat.

DPD Golkar Tingkat Provinsi boleh menambahkan bakal calon Walikota Cimahi yaitu Pak Ngatiyana dari DPD Provinsi disampaikan ke DPP dan yang terakhirnya yang mengerucutnya hanya dua nama yaitu bapak Dikdik S Nugrahawan dan pak Ngatiyana, jelas Budhi.

Ditegaskan pula oleh Budhi bahwa Partai Golkar hanya mencalonkan Walikota Cimahi saja. Jadi yang disurvey itu hanya calon Walikotanya saja antara Pak Dikdik dan Ngatiyana sebagaimana hasil dari lembaga survey, populasi dari usia 17 tahun keatas atau yang sudah menikah.

Dari hasil lembaga survey menurut Budhi korespondennya ada 400 orang yang tersebar di 312 RW 15 kelurahan dan 3 kecamatan. Margin of errornya plus, minus 5% jadi kalau Pak Dikdik mendapatkan 50% bisa plus 55 atau jadi 45 plus 5% hasil dari lembaga survey nya dari tanggal 9 sampai dengan tanggal 13 Juli 2024, dari beberapa lembaga survey memang nama Pak Dikdik selalau diatas, dan ada beberapa simulasi.

Yang pertama simulasi yang diterangkan Budhi yaitu tanpa menyebutkan nama calon. Jadi surveynya dibiarkan saja ke masyarakat dilempar tanpa nama calon siapa calon walikota Cimahi yang nantinya akan dipilih oleh masyarakat, tukas Budhi.

Dari hasil simulasi tersebut ternyata muncul ada 16 orang, namun Budhi tidak menyebutkan siapa-siapa saja dari enam belas orang tersebut yang muncul dan Budhi hanya menyebutkan dua orang saja sebagai balon Walikota Cimahi dari Partai Golkar yaitu Dikdik S Nugrahawan dan Ngatiyana.

Karena yang mendaftar di Partai Golkar hanya dua nama saja yaitu Dikdik dan Ngatiyana, dari metode simulasi tadi ternyata Pak Dikdik mendapatkan 27,5% dan itu yang tertinggi sedangkan Pak Ngatiyana mendapatkan 12,0% itu dari simulasi yang terbuka.

Selanjutnya lembaga survey melakukan simulasi terbuka dan ada 13 nama yang mencalonkan Walikota Cimahi. Nama Pak Dikdik 30,4%, Pak Ngatiyana 16%, jadi karena di Cimahi idealnya hanya empat calon maka simulasi empat calon Pak Dikdik mendapatkan 44%, Pak Ngatiyana 21,5%.

Lalu dalam alternatif kedua Didkik S Ngrahawan mendapatkan 21,7%. Alternatif ketiga Pak Didik mendapatkan 46,9% sedangkan Pak Ngatiyana mendapatkan 20,8%, itu untuk simulasi empat calon, ulas Budhi Setiawan.

Lalu lembaga survey melakukan simulasi untuk tiga calon alternatifnya Cuma satu, Dikdik S Nugrahawan mendapattkan 44.1% sedangkan Ngatiyana mendapatkan 28,6%. Dilanjutkan kembali dalam simulasi untuk dua calon ini kita sandingkan langsung secara had to had antara pak Dikdik dan Pak Ngatiyana. Pak Dikdik 54,1% sedangkan Pak Ngatiyana mendapatkan 30,3%.

Karena sesuai dari Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Golkar bahwa untuk survey tahap kedua itu mulai dipasangkan. Walaupun dipasangkan wakil walikota nya kami tidak dapat disebutkan, jadi hal itu untuk kajian kita siapa nanti calon Wakil Walikotanya. Itupun dijelaskan secara gamblang oleh Budhi alasan tidak disebutkan sebagai Wakil Walikota nya hal itu untuk kepentingan internal partai dan masalah penentuan wakil walikotanya dilimpahkan kepada koalisi partai nantinya.

Alternatif pertama pak Didik dipasangkan dengan si A dan Pak Ngatiyana dipasangkan dengan si B. Pak Dikdik S Nugrahawan mendapatkan 44,8%. pak Ngatiyana mendapatkan 21%. Begitu pula dalam alternatif kedua Dikdik S Ngrahawan mendapatkan 46,5%, Ngatiyana mendapatkan 22,8%., jelas Budhi.

Dalam alternatif ketiga Pak Dikdik S Nugrahawan mendapatkan 45,7%, Pak Ngatiyana mendapatkan 22,8%. Lalu alternatif ke empat Pak Dikdik mendapatkan 45,7% dan pak Ngatiyana mendapatkan 20,8%, Tandas Budhi Setiawan.

(Fajar)

Mungkin Anda juga menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *