Bekasi–Wartajabar.Online | Menjelang tutup tahun, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) RI kembali “bekerja lembur”. Kali ini, bukan pidato antikorupsi yang menjadi sorotan, melainkan stiker segel KPK yang menempel rapi di ruang kerja Bupati Bekasi. Kamis malam (18/12/2025), Operasi Tangkap Tangan (OTT) digelar secara senyap, namun efeknya menghentak jantung birokrasi daerah.
Sekitar pukul 19.00 WIB, tiga penyidik KPK bermasker memasuki Gedung Pemerintah Kabupaten Bekasi. Tanpa basa-basi dan tanpa pengawalan berlebihan, mereka menunjukkan identitas resmi kepada petugas keamanan, lalu langsung menuju lantai dua—ke ruang kerja orang nomor satu di kabupaten tersebut. Dalam hitungan menit, suasana gedung berubah kaku. Aktivitas administrasi mendadak terhenti, digantikan tatapan gelisah dan bisik-bisik aparat.
Kurang dari setengah jam kemudian, penyidik keluar dari ruangan. Tak ada penjelasan, tak ada pernyataan. Hanya dua pintu ruang kerja Bupati yang kini tertutup rapat, dihiasi stiker segel KPK—sebuah simbol kecil dengan makna besar. Menurut keterangan petugas keamanan, tim KPK meninggalkan gedung melalui akses samping, seolah ingin memastikan pesan itu berbicara sendiri.
Aksi senyap tersebut langsung memantik reaksi luas. Ketua Umum Ikatan Wartawan Online (IWO) Indonesia, Dr. NR. Icang Rahardian, SH, S.Akun, MH, M.Pd, menyebut penyegelan itu bukan sekadar prosedur hukum, melainkan peringatan terbuka bagi kekuasaan yang terlalu lama merasa aman.
“Penyegelan ruang kerja kepala daerah adalah pesan jelas bahwa jabatan bukan benteng. Ini menunjukkan hukum masih bekerja dan tidak tunduk pada status atau kekuasaan,” ujar Icang Rahardian.
Ia menegaskan, langkah KPK patut diapresiasi karena menunjukkan fungsi pengawasan dan penindakan tetap berjalan, meski kerap diragukan publik. Namun ia juga mengingatkan media agar tidak berhenti pada sensasi awal. Kasus ini, kata dia, harus dikawal hingga terang benderang.
OTT di Bekasi dinilai sebagai tamparan keras bagi pejabat publik, bukan hanya di daerah tersebut, tetapi juga di seluruh Indonesia. Peristiwa ini kembali menguji makna integritas yang selama ini kerap dielu-elukan dalam pidato, namun kerap rapuh dalam praktik.
Hingga berita ini diturunkan, KPK belum memberikan keterangan resmi terkait konstruksi perkara maupun status hukum pihak-pihak yang terlibat. Namun satu hal tak terbantahkan: ketika ruang kerja seorang bupati disegel, publik berhak bertanya—apa yang sebenarnya selama ini dikunci rapat dari pengawasan? (Red)










