Wartajabar.online || CIMAHI — Pengusaha sukses asal Kota Cimahi, H. Makhfud Solaiman atau yang akrab disapa Ebod, menyoroti pentingnya modernisasi pertanian di Indonesia. Dalam bincang santai bersama awak media wartajabar online di kantor Ebod Jaya, Jalan Nanjung No.105, Cimahi Selatan, Kamis (9/10/2025), ia menyampaikan pandangannya soal ketertinggalan sektor pertanian nasional dibanding negara lain.
Menurut H. Makhfud, kunci kemajuan adalah keberanian untuk mencoba dan kerja keras. “Kalau ingin maju dan sukses, kita harus berani mencoba. Gagal itu hal biasa, yang penting ada niat dan tekad untuk berubah,” ujarnya optimistis.
Modernisasi Pertanian dan Masalah Lahan di Pulau Jawa
Ia menyoroti kondisi petani Indonesia yang masih bergantung pada peralatan manual seperti cangkul, sementara negara-negara lain telah lama beralih ke mesin pertanian canggih.
“Petani di luar negeri sudah tidak mencangkul lagi. Dari mulai menanam hingga panen, semua sudah pakai mesin. Sementara kita masih manual karena lahan sempit, terutama di Pulau Jawa,” ungkapnya.
Karena itu, ia mendorong pemerintah untuk membuka lahan pertanian baru di luar Pulau Jawa — seperti di Kalimantan, Sulawesi, atau Sumatera — melalui program transmigrasi yang terencana dan terarah.
“Kalau di Jawa lahan sudah habis. Mustahil petani bisa punya dua hektar. Maka solusi satu-satunya adalah buka lahan baru di luar Jawa dan berikan kesempatan generasi muda jadi petani modern,” ucap Ebod.
Transmigrasi dan Kemandirian Pangan
Ebod juga menegaskan bahwa ketergantungan terhadap impor beras, gandum, kedelai, dan buah-buahan harus segera dikurangi. Ia menilai bahwa membuka lahan baru dan memberdayakan petani muda bisa menjadi solusi konkret.
“Kalau pemerintah bisa kasih satu keluarga lahan 4 hektar, akses jalan bagus, serta alat pertanian modern, saya yakin kita bisa swasembada pangan. Sekarang ini, lahan makin sempit, penduduk terus bertambah. Kalau tidak sekarang, kapan lagi?” tegasnya.
Ia juga mencontohkan negara seperti Jepang yang sudah berhasil mengembangkan pertanian modern berkat efisiensi biaya produksi melalui mekanisasi.
Ajak Anak Muda Terjun ke Pertanian
Di akhir perbincangan, H. Makhfud mengajak generasi muda untuk tidak malu menjadi petani.
“Petani itu mulia. Tapi harus disiapkan dari sistemnya. Kalau tidak ada lahan dan alat, siapa yang mau jadi petani? Ini tugas kita bersama, termasuk para pengusaha, untuk mendorong perubahan,” pungkasnya.
—
Reporter: Fadjar
Editor: Redaktur Warta Jabar