Uang Covid – 19 Rp500, Diduga Masuk Kantong Pribadi

“saya hanya menerima bahan tersebut lalu di jahit dengan anggaran per Masker Rp1500 sesuai anggaran yang sudah disetujui,”

SUBANG, WJ GROUP _ Alat Pelindung Diri (ADP) Makser dimasa pandemi Covid -19 saat ini merupakan alat pelindung yang harus dikenakan untuk menutupi hidung dan mulut, salah satu cara agar tidak terkena dan pencegahan penyebaran virus Covid -19. Dan uang Negara untuk pengadaannya menghabiskan biaya yang sangat besar.

Namun disaat musibah pandemi Covid – 19, masih ada oknum pejabat yang tega memanfaatkan demi mempertebal isi kantong pribadinya. Pasalnya hasil pantauan WJ Group di lapangan diperoleh keterangan dan data terkait pengadaan ADP Masker di wilayah Kabupaten Subang, diduga terjadi tindak pidana korupsi pada biaya ongkos jahitnya.

Hal ini mulai terindikasi dengan pernyataan salah satu narasumber yang tidak bersedia diungkapkan identitasnya kepada WJ Group, bahwa masalah ongkos jahit, tidak sesuai antara yang dibayarkan kepada penjahit sebesar Rp1000 ,-/lembar. Namun laporan SPJ nya yang tertulis  sebesar Rp1500,-/lembar Masker, jadi terdapat selisih sebesar Rp500,-/lembar Masker.

Ia sendiri mengaku mengetahui konveksi yang mengerjakannya dan ia menyatakan siap untuk memberikan alamat konveksi tersebut. ”Nama saya jangan disebut, tapi kalau akang minta informasi/data terkait pengusaha konveksi yang bekerjasama dengan pihak Dinsos Kabupaten Subang, siap memberikan data alamatnya”, ujarnya.

Ketika hal tersebut dikomfirmasikan kepada Kabid Linjamsos Perlindungan Sosial Pemkab Subang, Ipa kepada WJ Group mengatakan, bahwa anggaran untuk penjahitan Masker adalah 1500 per Masker dan Dinsos diberi anggaran sebanyak 300.000 ribu Masker, ungkap Ipa di ruang kerjanya, Kamis (17 Juni 2020).

Namun mengenai bahan Masker itu berasal dari mana ngga tahu, “saya hanya menerima bahan tersebut lalu di jahit dengan anggaran per Masker Rp1500 sesuai anggaran yang sudah disetujui,” ujarnya.

Dan teknis pembayaran langsung dikirim ke rekening pengusaha Konveksi, ada yang atas Nama Konveksi dan ada juga yang atas Nama Perorangan.

Lanjut Ipa, jumlah pengusaha Konveksi yang bekerja sama dengan Dinsos Kab. Subang kurang lebih sebanyak 30 dan itu tersebar di wilayah Kabupaten Subang. Namun naïf saat diminta data alamat pengusaha Konveksi, justru Ipa mengaku tidak tahu dan yang tahu itu, katanya adalah bagian keuangan.

“Saya ga tahu kang siapa saja dan dimana alamat konveksinya yang tahu adalah bagian keuangan”, katanya. Sebuah jawaban yang sangat tidak masuk logika, seorang Kabid (kepala bidang) dan pelaksana kegiatan tidak mengetahuinya, seperti ada disembunyikan.

Dikatakan Ipa, masker sebanyak 300.000 tiga ratus ribu, kurang lebih sekitar 230.000  sudah di distribusikan. Diantaranya ke desa dan instansi lainnya, namun saat diminta untuk memperlihatkan bukti pendistribusian Masker yang sudah dibagikan kemana saja, Ipa  tidak bisa menunjukan. (*red/Novi)

Mungkin Anda juga menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *