Siswa/i Baru Di SMK AL-Inayah Kutamukti Mendapat Pendidikan Karakter Dalam Kegiatan MPLS


Narasumber Reno Setia Budi – Foto/Nanang

KARAWANG _ MPLS atau yang lebih di kenal dengan nama Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah yang selalu identik dengan Siswa/i baru yang memulai masuk ke sekolah baik itu mulai dari Jenjang SD, SMP, SMA/SMK dan Mahasiswa.

SMK AL-Inayah telah menggelar kegiatan MPLS kepada 154 Siswa/i baru Tahun Ajaran. 2019/2020 selama 3 Hari dan di tutup pada Tgl.13 Juli 2019 dengan di isi berbagai kegiatan termasuk memberikan kegiatan Pendidikan Karakter dengan mengahadirkan Narasumber Reno Setia Budi dari Sekjen Forum PKPK-RI Kabupaten Karawang.

Bang R.S Budi Dalam Pemaparannya menjelaskan, ” Bahwa Pendidikan karakter adalah suatu sistem pendidikan yang bertujuan untuk menanamkan nilai-nilai karakter tertentu kepada peserta didik yang di dalamnya terdapat komponen pengetahuan, kesadaran atau kemauan, serta tindakan untuk melakukan nilai-nilai positip seperti di antaranya Karakter Ahklak yang baik dalam beribadah. Karakter yang baik dalam pergaulan serta Karakter berbudi-luhur. “Jelasnya

Pendidikan karakter (character education) sangat erat hubungannya dengan pendidikan moral dimana tujuannya adalah untuk membentuk dan melatih kemampuan individu secara terus-menerus guna penyempurnaan diri kearah hidup yang lebih baik termasuk didalamnya bagaimana menghindari penggunaan Narkoba yang bisa merugikan baik itu diri sendiri, orang lain terlebih merusak generasi penerus bangsa. “Tutur Bang Budi

Kepala Sekolah SMK AL-Inayah Rizki Hakiki, S.Kom dalam sambutannya mengatakan, ” Character education seharusnya dilakukan sejak dini, yaitu sejak masa kanak-kanak”. Pendidikan ini bisa dilakukan di lingkungan keluarga, sekolah, dan lingkungan, serta memanfaatkan berbagai media belajar.

Pada dasarnya tujuan utama pendidikan karakter adalah untuk membangun bangsa yang tangguh, dimana masyarakatnya berakhlak mulia, bermoral, bertoleransi, dan bergotong-royong.”Katanya.

Seperti kita ketahui bahwa proses globalisasi secara terus-menerus akan berdampak pada perubahan karakter masyarakat Indonesia.

Kurangnya pendidikan karakter akan menimbulkan krisis moral yang berakibat pada perilaku negatif di masyarakat, misalnya pergaulan bebas, penyalahgunaan obat-obat terlarang, pencurian, kekerasan terhadap anak, dan lain sebagainya. Ujar Rizki Hakiki (*Nanang)

Mungkin Anda juga menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *